1. Pengembangan Sapi Potong
Lokasi
|
:
|
Kecamatan
Cikatomas, Parungponteng, Cibalong,
Cipatujah, Cikalong, Bantarkalong, Karangnunggal dan Kecamatan Cineam (100 Ha).
|
Ketersediaan
Lahan
|
:
|
Lahan
pangonan, tanah negara dan masyarakat
|
Latar Belakang
|
:
|
· Adanya
kesenjangan besar antara suplai dengan kebutuhan. Kabupaten dan Kota Tasikmalaya tiap
tahunnya memerlukan tidak kurang dari 14
ribu, baru terpenuhi 15% ternak lokal, sebagian besar masih dipasok dari luar.
· Adanya
Program Pengembangan Padi Organik (SRI) meningkatkan nilai tambah dari
pemanfaatan pupuk organik (kotoran hewan)
· Daya
dukung sumberdaya alam dan agroklimat sebagian wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
· SDM
peternak pada umumnya telah memiliki pengalaman beternak cukup lama walaupun
masih bersifat tradisional.
· Harga daging sapi maupun ternak hidup cukup stabil
|
Faktor
Pendukung
|
:
|
· Program
Pemerintah Pusat antara lain Program Percepatan Swasembada Daging Sapi
(PSDS), Program Bantuan LM3, Sarjana Membangun Desa (SMD), Program
Penyelamatan Ternak Sapi Betina Produktif
dan Village Breeding Centre (VBC) yang mendukung peningkatan produksi
sapi potong.
· Dukungan
Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
(Ditjen PSP) dalam penyediaan kebun hijauan makanan ternak (HMT), dan
infrastruktur lainnya seperti jalan produksi, jalan usaha tani, rumah kompos,
embung dan sebagainya.
· Komitmen
Pemerintah Daerah untuk pengembangan sektor agribisnis.
|
Pola
Pengembangan
|
:
|
1. Kemitraan
dengan kelompok tani ternak (on-farm)
2.
Kemitraan
dengan petani (on-farm)
|
R.A.B
|
:
|
Modal awal
Rp.8.500.000/ekor
|
ROI
IRR
B/C
|
:
:
:
|
21,51
1,17 s/d 1,35
|
|
|
|
2. Pengembangan Sapi Perah
Lokasi
|
:
|
Kecamatan Pagerageung, Salawu, Kadipaten dan Kecamatan
Cisayong.
|
||
Ketersediaan Lahan
|
:
|
·
Kecamatan Pagerageung ± 25 ha
·
Kecamatan Salawu ± 50 ha
·
Kecamatan Kadipaten ± 100 ha
·
Kecamatan Cisayong ± 1 ha
Status
lahan : Lahan Milik Perorangan
|
||
Latar Belakang
|
:
|
· Daerah-daerah tersebut memiliki potensi areal
teknis yang cukup baik, terutama agroklimat sesuai untuk pengembangan Sapi
Perah karena memiliki topografi berbukit dan alam pegunungan.
· Usaha ternak Sapi Perah sangat prospektif,
karena permintaan susu di Indonesia
masih besar.
·
Pemasaran susu sebagian besar melalui IPS (Industri
Pengolahan Susu) di Bandung.
· Kondisi Sosial Budaya masyarakat setempat
menunjang untuk pengembangan Sapi Perah.
|
||
Faktor Pendukung
|
:
|
·
Komitmen
Pemerintah Daerah sangat besar untuk pengembangan sektor Agribisnis.
· Sarana
dan prasarana penunjang kegiatan tersedia, baik transportasi, komunikasi.
|
||
Pola Pengembangan
|
:
|
·
Sub-Sistem
Usaha Tani (On-Farm)
·
Sub-Sistem Agroindustri
|
||
R.A.B
|
:
|
Biaya
investasi/ekor Rp.16.000.000
|
||
Profitabilitas Financial
|
:
|
|
|
|
ROI
|
:
|
|
|
|
IRR
|
:
|
|
|
|
NVP
|
:
|
|
|
|
Payback Period
|
:
|
2 tahun
|
|
|
BEP
|
:
|
10 ekor
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar